A. Pengertian Taman Bacaan Masyarakat
Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program
pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk
mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan budaya baca
serta penyediaan, bahan bacaan
yang berguna bagi aksarawan baru, maupun anggota masyarakat pada
umumnya yang membutuhkan untuk, memperluas pengetahuan dan keterampilan demi
peningkatan wawasan
serta produktivitas masyarakat. TBM sebagai medium pengembangan
budaya baca merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku
pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku
hiburan, karya-karya sastra
serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan
kebutuhan masyarakat
sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur
Pendidikan Formal dan
Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia.
Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk
yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa
membedakan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, agama, adatistiadat, tingkat pendidikan,
umur dan lain sebagainya.
Menurut Buku Pedoman
Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9) Taman Bacaan Masyarakat
adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun
pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar
sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas
hidup masyarakat di sekitar TBM
Menurut Sutarno NS (2006: 19)Taman
Bacaan Masyarakat mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan hak masyarakat
setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini
perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut
bertanggung jawab (meluhangrukebi).
Menurut Amrin (2011: 04)Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan
berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang
perorang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam
rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat
adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok
masyarakat disuatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Masyarakat menyadari dan
menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat
masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan
dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi
yang mereka perlukan.
1.
Tujuan,
manfaat, fungsi dan peran Taman Bacaan Masyarakat
Dalam pengelompokan
perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam Perpustakaan Umum.
Perpustakaan Umum menurut Reitz (2004) adalah “A library Or library system
that provides unrestricted acces and services free of channge to all the resident
of given community, distric, or goegrapic region, supported wholly or in part
by
publics fund”.
Pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa
perpustakaan umum adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan
akses yang tidak terbatas kepada
sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat
didaerah atau wilayah
tertentu, yang didukung oleh sebahagian dari dana masyarakat
(pajak). Menurut Buku pedoman Pengelolaan
Taman Bacaan Masyarakat (2006: 1),
a.
Tujuan taman bacaan masyarakat adalah :
1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga
tercipta masyarakat yang cerdas dan
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat
3. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam
4. pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara
kembali.
Dari uraian diatas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber
pembelajaran yang
sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca,
namun juga untuk tempat
mencari informasi.
b.
Fungsi
Taman Bacaan Masyarakat
Dalam memenuhi peranannya
sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM
mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan
masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah
pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan. Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 2),
Fungsi taman bacaan masyarakat adalah :
1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan
sebagai penunjang kurikulum program
Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan
Iainnya yang sesuai
dengan kebutuhan warga
belajar dan masyarakat setempat.
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan
Iainnya dalam
studi kepustakaan.
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi
pembelajaran dan kegiatan
akademik Iainnya.
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan
yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi
baru yang menarik dan bermamfaat.
Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi
tersebut terdiri dari
fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan
kegiatan pelayanannya
bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah
baca, pondok baca,
perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga
atau organisasi
tersebut , melakukan fungsi yang sama dengan TBM.
c.
Manfaat
Taman Bacaan
Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan
masyarakat budaya baca, TBM juga mempunyai manfaat sebagai medium pengembangan
budaya baca masyarakat
demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh
masyarakat itu sebdiri. Menurut Buku
pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 1),
Manfaat taman
bacaan masyarakat adalah :
1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca.
2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.
3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik
5. Membantu pengembangan kecakapan membaca
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan
yang ditetapkan
8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat taman bacaan
masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya
pengalaman belajar
bagi warga dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan
masyarakat, TBM juga melakukan berbagai
kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca. Apabila
melaksanakan fungsinya dengan baik.
d.
Peran Taman
Bacaan masyarakat
Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus
dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus
dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang
hendak dicapai. Setiap taman
bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan
peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan
keberadaan, tugas dan fungsinya. Agar dapat meningkatkan minat dan budaya baca,
TBM memiliki peran sebagai berikut :
Menurut Muhammad, Hamid (2010: 81), peran taman bacaan masyarakat
adalah :
• TBM berperan sebagai
tempat informasi
Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat
layanan informasi yang dibtuhkan oleh
masyarakat sekitar melalui media bacaan yang tersedia. Sesuai dengan
peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio
visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM. Dengan demikian di TBM
perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan informasi umum yang sangat
dibutuhkan masyarakat sekitar TBM.
• TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan
Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan
pengetahuan yaitu bahan
bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus, ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan
sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya
memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis ( yang bersifat aplikatif ), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak
sekolah tetapi tidak memiliki buku.
• TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif
Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh karena
itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan bacaan yang
bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya.
• TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral
TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi
bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi
tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang.
• Berperan sebagai tempat berperan keterampilan
Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM
perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis
baik pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya.
Menurut
Sutarno NS (2006: 68) peranan
yang dapat dijalankan taman bacaan bagi masyarakat antara lain : Secara umum
taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi,
pedidikan,penelitian,ptreservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.
a.
Mempunyai
peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkadang di dalam koleksi yang dimiliki.
b.
Mempunyai
peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antarasesama
pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat
yang dilayani.
c.
Dapat
berperan sebagai lembaga untuk membangun minat baca, kegemaran membaca,
kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan
yang sesuai dengan krimemanfaatkan, nginan dan kebutuhan masyarakat.
d.
aktif
sebagai fasiliator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari,
memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
e.
Merupakan
agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia
f.
Berperan
sebagai lembagaz pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan penunjang taman
bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan
penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu
pengetahuan.
g.
Petugas
taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi
kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan
pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan
masyarakat bagi orang banyak.
h.
Menghimpun
dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua
karya manusia yang tidak ternilai harganya.
Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan
masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan
sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pngguna taman baca
masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat dapat juga berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pengguna dan pembinaan serta menanamkan pentingnya
taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.
B.
Pengelolaan
Taman Bacaan Masyarakat
Dalam upaya meujudkan upaya masyarakat belajar harus diciptakan
masyarakat
sedemilkian rupa yang memungkinkan pemelajar memiliki pengalaman
baik melalui sumber
belajar yang dirancang maupun dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. TBM sejenis
dengan perpustakaan umum, namun sasarannya lebih untuk ke
komunitas kelompok.
Kopetensi pengelola terdiri dari kemampuan dalam merencanakan
program TBM,
mengorganisasikan sumber pengelola TBM. Kegiatan mengelola TBM
merupakan
serangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola
TBM. Maka, pengelola
TBM harus menyediakan koleksi, layanan, dan peraturan di TBM.
1.
Koleksi
Taman Bacaan Masyarakat
Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik mengenai
jumlah, jenis dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta
kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci
keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu taman bacaan masyrakat perlu
memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai visi, misi,
perencanaan, starategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi bahan perpustakaan yang
baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca. Kekuatan koleksi
pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap
koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai pengunjung
taman bacaan masyarakat dan makin tinngi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya
makin besar pula proses transfer informasi (transfer of information) dan
dinilai taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara
antar sumber informasi dengan masyarakat pemakai.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006:
04) Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan
bahan audio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca
masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40%
bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah
ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan,
(disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi taman bacaan
masyarakat harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.Dengan demikian
maka informasi ilmu pengetahuan yang dibaca, digali, ditemukan di TBM dapat
dikaji, diteliti, dikembangkan, disalurkan, dan disebarluaskan secara
terus-menerus tanpa ada habisnya.
2.
Layanan
Pada Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari
seberapa jauh taman
bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang
dibutuhkan oleh para pemakainya.keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat
penggunanya antara lain terlihat
dari berapa banyak oranf yang memanfaatkan TBM setiap hari dan
seberapa jauh TBM menydiakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan
pengguna. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 17)
Layanan TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah :
a. Suasana TBM
Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu
harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman jugs termasuk
pengaturan mobiler dan peralatan/perlengkapan Iainnya sehingga pengunjung
merasa senang berada di ruang TBM.
b. Tenaga Pelayanan
Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
• Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM
• Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan
ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca
• Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya
atau meminta pertolongan
• Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhartikan.
c. Sistem Layanan TBM
TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/pengguna
dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di
rak, atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan
sarana/tempat baca dengan bebas.
d. Jenis kegiatan pelayanan
Ø Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah,
surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca.
Ø Peraturan sirkulasi (peminjaman) yaitu peminjaman buku untuk
dibawa kerumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh meminjam
bukuhanyalah anggota yang telah terdaftar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan layanan TBM harus senyaman
mungkin, dan tenaga pelayanannya berpenampilan menyenangkan sehingga masyarakat
pengguna TBM tidak segan untuk bertanya atau meminta bantuan serta merasakan
dekat dan diperhatikan.
3.
Peraturan
dan TataTertib TBM
Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau
tata tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik
oleh para pengguna maupun pengelola TBM.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006:
18) peraturan
dan tata tertib TBM meliputi:
Ø Keanggotaan
Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan
menjadi anggota TBM.
Ø Hari dan jam buka TBM
Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan
aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBm dilakukan sore
haribahkan malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari
nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada soreatau
malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari.
Ø Lama dan waktu peminjaman
Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau
2 minggu untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang
ada di TBM.
Ø Jumlah pinjaman
Sebutkan bahan pustaka/bacaan yang boleh dipinjam dalam jangka
waktu sekali peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga
jenis koleksi yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku
refrensi pada umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakan adalah
buku bacaan.
Ø Sanksi pelanggaran
Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh
pinjam buku beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama
apabila buku yang terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan
tujuan menghukum, tapimerupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan
disiplin.
4.
Pengelola
Taman Bacaan Masyarakat
Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga
buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini
sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman
Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan,
keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan
Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.
Menurut
Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23)
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :
a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus
memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan
bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh
pemerintah.
b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau
pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan
berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM,
misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus
memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan
membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar
dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat
dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM.
Tugas-tugas pengelola TBM
Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas
untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan
minat baca terhadap masyarakat. Menurut
Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) Tugas-tugas Pengelola
TBM adalah :
Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi
masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
a.
Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan
data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang
disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola
TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran
dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.
b.
Memberi
layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan
kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.
c.
Mengumpulkan
bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik
masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun
swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan
bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat
setempat.
d.
Memberi
layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar
masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat
dikunjungi malam hari.
e. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pengelola TBM adalah mempromosikan bahan
bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
Selain mempromosikan bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para
donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut
berbasis kebutuhan masyarakat.
C. Minat Baca
1. Pengertian Minat Baca
Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang
mendasar untuk membentuk prilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat
menanbah informasi dan
memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan
lagibahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yag ingin maju.
Karena dengan bacaan membuat mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya
analisa yang tinggi (Lili Roesma, 1994).
Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena
perwujudannya yang menggejala pada prilaku sangat mempengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan kejiwaan. Minat
mempunyai arti sikap jiwa seseorang termasuk tiga fungsi jiwanya
yaitu kognitif (pengenalan), emosi (perasaan), dan konasi (kemauan) yang
tertuju pada sesuatu. Sedang
baca atau membaca mempunyai arti mengucapkan lafal bahasa tulisan
kedalam bahasa lisan
menurut peraturan tertentu (Rachman, 1996) Menurut Meckel ( 1983:
10) minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan
atas kemauan-inisiatif pribadi seseorang tanpa pengaruh dari pihak
lain atau luar. Senada dengan hal tersebut, (Gage, Ed. 1983: 990) berpendapat
bahwa kegiatan membaca yang dilakukan seseorang sebagai hasil atau akibat
pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang
terpola terutama kegiatan program belajar-mengajar di sekolah. Perwujudan dalam minat baca yang dikemukan
Meckel itu tidak dapat dilihat sebagai prilaku yang berbeda, tetapi dilihat
sebagai sesuatu yang mewujud pada prilaku yang sama, yaitu yang mewujud pada
kegiatan membaca.
Menurut Harris dan
Liba(1960: 728-733) menyatakan bahwa minat dapat dilihat atau
dinilai dari :
a.
Wujud
pernyataan atau pengakuan seseorang terhadap objek-objek tertentu
b.
Wujud
prilaku seseorang dalam melakukan sesuatu (membaca)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah
kegiatan membaca yang dilakukan seseorang melalui serangkaian tindakan dan
program untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pengajaran, dapat
dilakukan lewat pemahaman minat baca yang disertai dengan upaya peningkatan bahan bacaan.
2.
Tujuan Dan
Manfaat Membaca
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tujuan dan pemanfaatan
membaca maka harus diketahui terlebih dahulu defenisi dari tujuan dan manfaat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 710) disebutkan bahwa tujuan dan
menfaat mengandung arti, “proses, cara, perbuatan, dampak” Dari pengertian
diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan dan manfaat membaca adalah suatu proses
untuk menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi yang dilakukan
dengan cara membaca bahan bacaan tentang topik-topik menarik.
Menurut Heilman ( 1976: 316-322) mengemukakan beberapa manfaat dan
tujuan
membaca yaitu :
a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang
topik-topik menarik
b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri
c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan
dunia atau tempat yang dihuninya.
d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahami
orang- orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
e. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan
kisah percintaan orang-orang banyak.
Sedangkan menurut Lili Roesma,(1994 : 32) minat baca mempunyai
tujuan sebagai
berikut :
a.
Mewujudkan
suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
b.
Mengembangkan
masyarakat baca/reading society lewat layanan masyarakat perpustakaan dengan
penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan pada lapisan
masyrakat.
Menurut Gray & Roggers (1995) menyebutkan beberapa manfaat
membaca adalah :
a.
Meningkatkan
pengembangan diri
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan.
Sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat
bagidirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk
mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.
b.
Memenuhi
tuntutan intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan pembendaharaan
kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi
kepuasan intelektual.
c.
Memenuhi
kepentingan hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktisyang berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan
diperoleh pengetahuan cara perawatan buku.
d.
Meningkatkan
minatnya terhadap suatu bidang
Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca buku-buku tentang internet, minatnya
akan meningkat untuk mempelajarinya lebih mendalam.
e.
Mengetahui
hal-hal yang Aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang
terjadi dilingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa
bumi, banjir, kebakaran, dan peristiwa yang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan
manfaat membaca itu pada dasarnya untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
bagi kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dapat juga memperoleh kepuasan dan
kenikmatan emosional artistik. Untuk memenuhi
tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh itu, tentu saja memerlukan sejumlah jenis corak atau ragam buku sehingga kebutuhan dan
kenyataan individu setiap orang dapat
terpenuhi dan disalurkan secara tepat. Tujuan dan manfaat membaca itu tidak
dapat dilihat terpisah dari selera dan minat baca
yang berbeda pada setiap individu seseorang
3.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Minat Baca
Menurut Dawson dan Bamman (1960: 133-147) mengemukakan
prinsip-prinsip yang
mempengaruhi minat baca sebagai berikut :
a.
Seseorang
dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaantopik, isi, pokok
persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan
individunya. Berdasarkan prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap orang
memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan orang
lainnya. Perbedan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu sehigga setiap orang memilih buku atau bahan
bacaan sesuai dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk
prinsip psikologi.
b.
Kegiatan
dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika
murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Setiap
seseorang Ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan
kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan
serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan Itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat
baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi
terhadap minat baca.
c.
Tersedianya
sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu
faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu.
Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap
individu ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status sosial ekonomi kehidupan keluarga atau rumah tangganya
masing-masing. Dengan kata lain, perwujudan minat baca murid didorong pula oleh
faktor-faktor sosiologis.
d.
Jumlah dan
ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga (ayah, ibu, dan saudara
kandung) juga berfungsi sebagai salah satu pendorong pilihan bahan bacaan dan
minat setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa minat
baca setiap individu dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan anggota
keluarganya itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang dimasukkan
sebagai faktor sosiologis.
e.
Tersedianya
sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan
proses peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan
bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar prinsip itu, dapat
ditegaskan bahwa faktor kurikuler sangat mendorong terhadap timbulnya minat
baca.
f.
Adanya
program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan seseorang membaca serta
periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan
minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan pelaksanaan
pengajaran membaca secara intensif dan ekstensif merupakan kegiatan kurikuler
yang sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat
baca. Dengan kata lain, faktor kurikuler, yang berwujud pelaksanaan program
membaca secara teratur diperpustakaan sekolah, baik dengan bimbingan guru
maupun tanpa bimbingan guru, merupakan faktor dominan yang mendorong pembinaan,
pengembangan, dan peningkatanminat baca seseorang.
g.
Saran-saran
teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca
seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar berupa tukar
pengalaman, diskusi, dan sumbangan sara yang dilakukan individu dalam ruang
kelas atau diluar ruang kelas baik dengan pengarahan dan bimbingan guru mupaun
tanpa pengarahan dan bimbingan guru
dapat mendorong pemilihan bahan bacaan dan minat baca murid. Kegiatan
belajar-mengajar yang memberikan kesempatan murid untuk saling mempengaruhi dan
sumbang saran dalam hal pemilihan bahan-bahan bacaan merupakan salah satu
bentuk kegiatan kurikuler yang perlu dimanfaatkan unruk pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan minat baca murid.
h.
Faktor guru
berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajarmengajar, khususnya dalam
program pengajaran membaca, kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera baca
seseorang sangat mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca orang
tersebut.
i.
Faktor
jenis kelamin juga berfunfsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan
dan minat baca murid. Prinsip itu menegaskan bahwa perbedaan jenis kelamin
secara psikologis dapat mendorong perwujudan selera dan minat baca seseorang.
Menurut Rachman (1996 : 06) faktor-faktor yang mempengaruhi minat
baca adalah:
a. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa
harus membaca buku lebih banyak dari
apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang
diajarkan di kelas.
b. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah
yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya
dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap
peningkatan minat baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana visual
yang dapat disinosimkan dengan sumber informasi yang lebih abtudate, tetapi hal
ini disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang
kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
c. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi,
karaoke, mall, supermarket dll.
d. Budaya baca masih belum
diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya
sebelum anaknya tidur dan ini hanya
diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai
pengetahuan melalui bacaan.
e. Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor
serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk
membaca sangat minim.
f. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu
juga jumlah perpustakaan masih sedikit
dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip minat baca
memiliki kemampuan alami yang bermanfaat jika sesuai dengan
kenyataan individu dan
corak pengalaman yang diperoleh dari sejak kecil merupakan
pendorong perwujudan
pemilahan bahan bacaan.
1.
Masalah
Pokok Dalam Memahami Minat Baca
Menurut Henry (Gage, Ed., 1963: 992) bahwa pada dasarnya dalam
memahami mina baca ada beberapa masalah pokok yaitu :
a. Buku atau bacaan yang dibaca
b. Alasan yang mendorong seseorang memilih atau membaca buku atau
bahan bacaan tertentu
Sedangkan menurut Racman (1996: 10) ada beberapa masalah pokok
dalam minat baca, yaitu:
a. Jumlah buku atau bahan bacaan yang telah dibaca seseorang.
b. Buku atau bahan bacaan yang disenangi seseorang.
c. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya jumlah buku
bacaan yang dibaca seseorang.
d. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya pilihan buku
bacaan yang
disenangi seseorang.
2. Hal-hal yang Berperan Dalam Menumbuhkan Minat Baca
a.
Orang Tua
Untuk mensiasati supaya masyarakat kita gemar membaca dan membaca adalah
suatu kebutuhan sehari-hari, maka tidak ada jalan lain peranan orang tua sangat
dibutuhkan dengan cara membiasakan anak-anak usia dini untuk mengenal apa yang
dinamakan buku dan membiasakan untuk membaca.dan bercerita terhadap buku yang
dibacanya. Hal ini harus dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan
harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat
dalam diri si anak sampai dewasa, sehingga membaca adalah suatu
kebutuhan bukan sekedar hobi melulu.
b. Pemerintah
masyarakat cinta buku
untuk bersama-sama merangkul pihak-pihak
swasta yang mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa untuk mensponsori pendirian
perpustakaan-perpustakaan kecil dilingkungan masyarakat
seperti desa/kampung dengan bantuan berupa sarana dan prasarana
dan koleksi perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada Ibu-Ibu PKK atau
Karang Taruna. Supaya gebyarnya lebih meluas
perlu diadakan lomba yang bisa di ekspos oleh media massa lokal
maupun nasional dengan iming-iming
berupa hadiah yang menarik sebagaimana
lomba green and clean di Surabaya, dan ini harus dilakukan secara
continue setiap tahunnya.
c. Lembaga Pendidikan
Peranan kepala sekolah sangat penting sebagai ujung tombak
terhadap pendirian perpustakan dan fungsi guru dan pustakawan sebagai
pengembangan perpustakaan harus selalu mendapat perhatian serius dari pihak
pemerintah daerah, karena banyak sekolah dasar sampai menengah belum memiliki
perpustakaan dan kalaupun ada sifatnya stagnasi
dan tidak berkembang karena kesulitan dana. Pemerintah Daerah yang
sebenarnya harus memfasilitasi
perpustakaan sekolah dengan cara menggandeng pihak-pihak swasta sebagai sponsor
atau sebagai mitra. Perpustakaan keliling yang sudah ada sekarang ini perlu
ditingkatnya dan diperluas jangkauannya dengan penambahan armada dan koleksi
setiap tahunnya dan bukan
malah sebaliknya
semakin tahun semakin menurun dan
akhirnya tidak beroperasi lagi dan ini harus
mendapat perhatian serius dari kita semua kalau menginginkan bangsa
kita cerdas dan pandai sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
Kalau kita cermati secara seksama sebenarnya untuk menciptakan dan
mengembangkan minat baca masyarakat akan
bisa terwujud kalau semua pihak dari mulai
pemerintah, kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, Orang tua, pecinta buku maupun elemen masyarakat mau duduk bersama-sama satu meja dan sama-sama
berusaha untuk saling melengkapi dari apa yang kurang dan berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencerdaskan masyarakat melalui pemasyarakatan perpustakaan. Kalau semua sekolah/perguruan tinggi maupun
dalam lingkungan kampung/desa tersedia perpustakaan maka tentu banyak buku yang diperlukan untuk
mengisi perpustakaan tersebut. Dengan
demikian betapa banyak penulis buku, penerbit, dan toko buku yang memproduksi
dan mengedarkan buku serta mengisi perpustakaan di seluruh negeri. Dengan
demikian lapangan kerja terbuka luas dan berpotensi besar dan inilah yang
diharapkan oleh pengarang maupun penerbit
supaya dunia buku tidak lesu dan gulung tikar.[1]
Komentar
Posting Komentar