A. Hakikat Strategi Pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami hakikat
strategi pembelajaran di PAUD. Memahami stretegi pembelajaran adalah berawal
dari memahami karakteristik anak dan konsep belajar anak, serta mengetahui apa
yang menjadi prinsip-prisip belajar anak.
1. Konsep Belajar
Belajar
sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Belajar ini merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat, bahkan
tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli
pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Sedangkan
pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar,
membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi
berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan.Terdapat tiga unsur belajar, diantaranya:
a.
Proses/kegiatan
Belajar merupakan sebuah proses, dimana setiap individu dalam setiap
kegiatannya pasti melewati sebuah proses. Hal tersebut di lakukan baik di dalam
kelas maupun luar kelas.
b.
Pengalaman
Ketika seorng individu sedang belajar, maka akan terjadi sebuah interaksi
dengan lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar anak harus terbebas dari
tekanan-tekanan yang dapaat mengganggu kenyamanan anak dan menimbulkan stress.
Misalnya anak dipaksakan membaca, menulis dan berhitubng. Seharusnya anak
diberikan kesempatan untuk berkesplorasi sendiri. Misalnya saja anak diberika
sebuah kertas yang masih kosong. Dimana anak bebas untuk memeri gambar, warna
ataupun bentuk pada kertas tersebut. Hal ini dapat menimbulkan sebuah
pengalaman belajar.
c.
Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang terjadi pada anak itu merupakan hasil dari belajar.
Dimana perilaku individu akan berubah perilakunya baik pengetahuan sikap maupun
keterampilannya serta dari tidak tahu menjadi tahu. Contohnya anak yang pada
awalnya tidak tau puzzle maka akan menjadi tahu. Perubahan perilaku tersebut
dihasilkan dari sebuah pengalaman interaksi dengan lingkungannya yang
melibatkan mental fisik serta emosi anak. Dalam setiap perkembangan berlajar
anak akan menghasilkan atau meningkatkan perkembangan belajarnya, berikut
merupakan aspek perkembangan anak diantaranya:
Anak dapat
peduli terhadap dirinya, baik itu kebutuhan ataupun keselamatannya. Hal
tersebut merupakan hasil belajar dalamm perkembangan sosial personal dan emosi
pada anak. Sedangkan di dalam komunikasi dan bahasa. Anak dapat menjawab
pertanyaan dan mengembangkan gagasanya. Dalam perkembangan kognitif. Anak harus
dapat memahami dan menggunakan proses matematika, seperti mencocockan, mengelompokkan
, serta menghitung suatu benda. Sedangakan dalam perkembangan fisiknya anak
harus dapat berlari, melopat , dsb.
2. Prinsip-prinsip Belajar Anak
Prinsip
belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan
prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak,
di antaranya :
a.
Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang
terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan
stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk
belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri.
Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung. Misalnya anak di ajak untuk
karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal berbagai macam hewan yang ada.
b.
Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat
mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui
bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan
baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
c. Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan
menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan
dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat fisik dan
fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat media dan
kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d. Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan
Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat
diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan,
melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan
proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat
melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan
harus di buat apa benda itu
e. Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam
merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.
Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan
kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
f. Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di
ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan
berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain
tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak
dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai imajinasi anak.
Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan
anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka
daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar
dan pembelajaran anak.
B. Pemilihan strategi pembelajaran
1. Pengertian dan Pemilihan Stategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru
dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran
dapat pula diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi
pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas
anak belajar.
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang
dapat dipertimbangkan oleh guru Taman kanak-kanak. Pemilihan strategi dan
metode ini akan memfasilitasi anak belajar baik secara individual, belajar
dalam kelompok kecil, belajar dalam kelompok besar maupun belajar diluar kelas.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut dikarenan
pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan. Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, bahan, strategi
pembelajaran, media dan sumber, siswa dan guru. Komponen-komponen tersebut
tidak dapat dipisahkan karena satu sama lainnya saling berhubungan dan saling
ketergantungan sehingga memiliki efek sinergestik (terpadu).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran perlu
diperhatikan beberapa komponen-komponen tersebut yakni : tujuan, bahan(tema),
kegiatan, media sumber, anak dan guru. Komponen-komponen trsebut kita sebut
dengan variabel strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu :
a.
Karakteristik Tujuan Pembelajaran
Setiap tujuan pembelajaran memiliki karakteristik tertentu
artinya apakan tujuan pembelajaran tersebut cenderung menekankan pengembangan
aspek kognitif, kreativitas, bahasa, sosial, emosi, motorik kasar atau halus,
pengembangan moral, disiplin, estetika atau agama.
Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa,
guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat
mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis
cara-cara yang menyenangkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan aspek kognitif, harus digunakan strategi pembelajaran yang dapat
membantu dan memfasilitasi anak untuk : mengambangkan kemampuan berpikir untuk
dapat mengolah hasil belajarnya, menemukan berbagai jenis alternatif pemecahan
masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan
pengetahuan tentang ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah,
mengklasifikasikan serta mengembangkan kemampuan berpikir teliti, serta dapat
digunakan cara lain untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya.
b.
Karakteristik anak
Karakteristik anak merupakan faktor penting lainnya
yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran di Taman kanak-kanak. Karaktristik anak adalah unik, aktif, rasa
ingin tahunya tinggi, egosentris, berjiwa petualang, daya konsentrasinya
pendek, daya imajinasinya tinggi, dan senang berteman (M. Solehuddin, 2001).
Keunikan anak sebagaimana dikemukakan diatas
memberikan implikasi bagi para guru untuk dapat memilih dan menggunakan
strategi yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran di Taman
kanak-kanak.
c. Tempat dilaksanakannya kegiata
Selain tujuan dan karakteristik anak, faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran adalah
tempat dilaksanakannya kegiatan. Artinya apakah kegiatan pembelajaran itu akan
dilaksanakan di dalam ruangan atau di luar ruangan, serta ukuran tempat yang
akan digunakan. Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun) memberikan
daftar kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruangan atau di dalam kelas dan
kegiatan yang cocok dilakukan diluar kelas sebagai berikut.
Kegiatan di Dalam
kelas
|
Kegiatan di Luar
Kelas
|
·
Pengembangan kreativitas
·
Penggunaan balok-balok kecil
·
Bermain dengan alat di atas meja
·
Pengembangan pengetahuan alam
·
Bermain drama
·
Pengembangan bahasa
·
Pengembangan pengetahuan
·
Matematika
·
Musik
|
·
Penggunaan peralatan memanjat
·
Penggunaan peralatan ayunan
·
Penggunaan pasir/lempung/air
·
Penggunaan alat bermain yang
bergerak secara
berputar
·
Pekerjaan kayu
·
Penggunaan balok-balok besar
·
Pengembangan pengetahuan alam
·
Musik
|
d
. Tema
Tema merupakan bahan ajar yang disajikan kepada anak.
Penggunaan tema dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak adalah suatu hal yang
amat penting, karena pembelajaran tema relevan dengan karakteristik
perkembangan anak yang bersifat holistik. Melalui tema anak-anak mengembangkan
aspek perkembangannya yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik
motorik, sosial-emosi, dan estetika.
Tema yang dipilih harus relevan dengan minat anak, dapat
dikembangkan melalui kegiatan pengalaman langsung, dan dimulai dengan
lingkungan yang terdekat dengan anak.
e.
Pola kegiatan
Dalam kaitannya dengan dengan pola kegiatan, Gordon dan Browne dalam
Muslichatoen (tanpa tahun) mengemukakan ada tiga jenis pola kegiatan yang dapat
dipilih guru yaitu : (1) pola kegiatan dengan pengarahan langsung oleh guru (2)
pola kegiatan semi kegiatan , dan (3) pola kegiatan kreatif.
Dalam pola kegiatan melalui pengarahan langsung oleh guru,
partisipasi anak cenderung pasif, karena pembelajaran lebih banyak dikendalikan
oleh guru melalui petunjuk, contoh, tugas, atau suruhan ; sedangkan kegiatan
anak lebih banyak memperhatikan, menerima, dan melaksanakan hal-hal yang
diarahkan oleh guru.
Dalam pola kegiatan semi kreatif, guru memberi kesempatan kepada anak untuk
melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan karya hasil tiruan atau mencontoh.
Setiap anak diberi kebebasan untuk mewujudkan kreatifitasnya akan tetapi
kebebasan ini belum sepenuhnya diberikan kepada anak karena anak masih mendapat
bimbingan dan pengarahan guru.
Pola kegiatan kreatif adalah pola kegiatan yang menghadapkan anak pada
berbagai masalah yang perlu dipecahkan baik oleh perorang maupun oleh
kelompok. sifat masalah yang harus dipecahkan tentu saja masalah yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan usia anak. Peran guru dalam pola kegiatan
kreatif hanyalah sebagai fasilitator atau yang memberikan bimbingan dan bantuan
apabila anak membutuhkannya.
Atas dasar berbagai pertimbangan diatas, jelaslah bahwa pemilihan dan
penggunaan strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan
situasi dan kondisi. Pada suatu waktu, guru mungkin haris memilih strategi
pembelajaran yang lebih menekankan pada pola kegiatan pengarahan langsung
dengan cara menginformasikan atau menjelaskan, tetapi dalam kesempatan
lain mungkin guru harus menggunakan pola kegiatan yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
2. Karaketristik Cara Belajar
Anak
Cara belajar anak sangat berbeda dengan cara belajar
orang dewasa. Anak lebih cenderung aktif, rasa ingin tahunya besar, memiliki
daya fantasi yang tinggi. Hal tersebut merupakan pemahaman dasar bahwa
pembelajaran yang baik yang diberikan kepada anak adalah pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik mereka.
a. Anak belajar melalui bermain
Bermain merupakan kegiatan alamiah anak. Sebagian
besar dari aktivitas anak adalah bermain. M. Solehuddin(1996: 65) dalam Sudirjo
(2011) mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang bersifat voluntir,
spontan, terfokus, terfokus pada proses, memberi ganjaran segera intrinsik,
menyenangkan, aktif dan fleksibel. Sejalan dengan pernyatan Solehuddin, Sue
Duckett & Marilyn Fleer (2000), mengemukakan bahwa bermain bagi anak usia
dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menynangkan,
voluntir,ditentukan aturan dan episodik.
Pertama, bermain
bersifat simbolik. Simbolik tersebut mengandung arti bahwa anak menggunakan
simbol-simbol terhadap benda yang digunakan dalam proses bermainnya. Misalnya
pada saat bermain balok yang disusun, anak menamainya kereta api atau
memperlakukan ayahnya sebagai kuda pada saat duduk dipunggung ayahnya.
Kedua, bermain
sangat bermakna untuk anak karena dengan bermain anak mendapatkan pengalaman
dan bermain merupakan jendela yang memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar.
Ketiga, bermain
adalah aktif. Bermain melibatkan fisik juga psikis anak. Melalui fisiknya anak
bermain dengan belari, bergerak, berjalan dan aktifitas gerak lainnya. Melalui
psikisnya anak belajar mengamati, memahami, berimajinasi dan berpikir.
Keempat, bermain
adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain tidak tertuju pada tujuan
yang terpola. Hal yang paling prnting dalam bermainan adalah proses. Melalui
proses tesebut anak tidak hanya mendapatkan kesenangan melainkanjuga dapat
mengembangkan berbegai aspek-aspek perkembangannya.
Kelima, bermain
adalah kegiatan yang voluntir. Kemauan dan kesenangan anak terhadap bermain
membuat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut. Tidak ada perintah atau
petunjuk yang dipaksakan yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya.
Motivasi terbesar anak adalah kesenangan pengalaman yang didapatkan dari
kegiatan tersebut.
Keenam, bermain
ditentukan oleh aturan. Aturan dalam permainan merupakan kesepakatan yang
dibuat oleh masing-masing anak sebelum mereka melakukan kegiatan tersebut.
Aturan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu, atau peralatan yang
digunakan. Misalnya dalam bermain peran, anak membagi “siapa yang menjadi ayah,
ibu, anak”.
Ketujuh, bermain
adalah episodik. Episode dalam bermain terdiri dari awal, inti dan akhir.
Episode awal yaitu ketika anak merencanakan permainan, kemudian mereka masuk
kepada inti yaitu melakukan proses bermain tersebut, kemudian biasanya mereka
mengakhiri permainan dan merencanakan permaianan selanjutnya.
b.
Anak-anak Belajar dengan Cara Membangun Pengetahuannya
Menurut para ahli pada aliran konstruktivis yaitu
Piaget, Vigotsky, dan Bruner, anak membangun pengetahuan dari pengalamnya.
Lebih jelasnya Piaget mengemukakan bahwa anak memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri yaitu dari pengalaman yang ia dapat sebagai hasil dari
proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya, Vigotsky mengemukakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui
interaksi sosial, yang juga dibantu dengan proses interaksi anak dan orang tua
sebagai jembatan pengetian bahasa dan tanda atau simbol yang dimiliki anak dan
diarahkan menuju kemampuan verbalnya. Selanjutnya Bruner mengatakan bahwa anak
membangun pengetahuannya yaitu melalui format, peraanan dan kebiasaan orang
dewasa. Dari berbagai pernyatan dari para ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak mampe membangun pengatahuannya dengan sendirinya yaitu
melalui bermain, interaksi sosial, serta melalui penanaman kebiasaan orang
dewasa.
c. Anak Belajar Secara Alamiah
Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak belajar
secara alamiah, bukan atas dasar paksaan orang dewasa. Kebiasaan dari kondisi
lingkungan sekitar membuat anak mengetahui banyak hal, sehingga menimbulkan
adanya perubahan pada perilakunya. Smith (1986) dalam Bobbi Fisher (2002)
mengemukakan bahwa anak-anak belajar dari lingkungan yang mereka kagumi, orang
tua, saudara, pengasuh yang berbicara dan melakukan percakapan dengan anak
secara wajar merupakan fasilitator yang baik bagi anak. Dukungan lingkungan
terhadap stimulasi belajar anak juga dapat dilakukan malalui penyediaan
berbagai fasilitas yang dirancang, sehingga mengundang anak untuk
belajar.
d. Anak-anak Belajar Paling Baik Apabila yang Dipelajarinya
Bermakna dan Mempertimbangkan Keseluruhan Aspek Perkembangan
Artinya,kegiatan belajar yang diberikan kepada anak
tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam
pembelajaran,melainkan terpadu dan menyeluruh,terkait anatara satu bidang
dengan bidang yang lain.
C. Jenis-jenis strategi pembelajaran di
PAUD
1. jenis Strategi Pembelajaran Umum
Menurut Kostelnik (1999) terdapat berbagai strategi
pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia
dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum
tersebut adalah:Meningkatkan keterlibatan indra, Mempersiapkan isyarat lingkungan.
Analisis tugas, Bantuan orang yang lebih berpengalaman (scaffolding), Praktek
terbimbing, Undang/ajakan, Refleksi/tingkah laku, Refleksi kalimat, Contoh atau
modelling, Penghargaan efektif, Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan,
Do-it-signal, Tantangan, Pertanyaan, Kesenyapan. Strategi-strategi pembelajaran
tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses
pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
a. Meningkatkan keterlibatan Indra
Melalui keterlibatan indra, anak-anak akan memperoleh
secara langsung tentang objek-objek , peristiwa, atau orang-orang yang ada
disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap,
mencium, dan sebagainya. Menurut Kostelnik (1999), ada beberapa pedoman yang
perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak yaitu:
a) Pengalaman langsung adalah
hal yang terbaik bagi anak
b) Pengalaman langsung
arus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak (misal, tunjukkan
terlebih dahulu buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian tunjukkan
gambar buah-buahan).
c) Model lebih konkret
daripada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata . Misalnya untuk
memperkenalkan binatang ”kuda”, terlebih dahulu tunjukkan model kuda yang
terbuat dari kayu atau plastik, kemudian gambar kuda, selanjutnya baru kata
kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kudayang dimulai dari hal yang
lebih konkret menuju hal yang lebih abstrak
d) Rencanakan kegiatan
sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah
pembelajaran.
b.
.Mempersiapkan Isyarat Lingkungan
Mempersiapkan Isyarat Lingkungan untuk belajar merupakan salah satu cara
mengefisienkan kegiatan. Isyarat lingkungan itu dapat diciptakan guru untuk melatih
kemandirian anak dan memahami simbol-simbol yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Cantohnya, sebuah gambar orang yang sedang mencuci
tangan yang dipampang di ruang makan, menunjukkan bahwa anak-anak harus mencuci
tangan dulu sebelum dan sesudah makan.
c. Analisis
Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas
tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak.Tahapan sederhana dalam
menjabarkan tugas adalah sebagai berikut :
a) menentukan tujuan yang
hendak dicapai
b) menjelaskansusunan apa yang
diharapkan
c) menunjukkan
keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut.
d) Memperlihatkan keterampilan
yang perlu diketahui anak
e) Menetukan bagian
pertama yang akan diajarkan pada anak
Hasil yang
diperoleh dari penggunaan strategi analisis tugas adalah pembelajaran yang
sarat dengan tujuan, dimana melalui kegiatan ini anak-anak memperluas keterampilannya
dan mencapai keberhasiln dalam melaksanakan tugas.
d. Bantuan Orang yang
Lebih Berpengalaman (Scaffolding)
Scaffolding
adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang
dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya.Proses scaffolding dimulai dengan memberikan bantuan jika
anak sudah tidak dapat menemuka cara-cara untuk menyelesaikankegiatan atau
tugas. Jika anak berhasil guru menghentikan bantuan tersebut.
e. Praktek Terbimbing
Praktek
terbimbing merupakan implikasi dari prinsip bahwa anak-anak belajar melalui
pengulangan atau repetisi (Bredekamp dan Copple, 1997). Ketika amnak-anak
mendapatkan mendpat kesulitan belajar, itulah saat anak memerlukan bimbingan
dari guru atau orang tua.
f. Undangan/Ajakan
Undangan atau
ajakan berfungsi sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka
menggunakan kesempatan yang diberikan gurug untuk melakukan eksplorasi, atau
berinteraksi dengan anak-anak lain dan guru.
g. Refleksi Tingkah
Laku
Refleksi
tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak terhadap aspek-aspek
pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laku disebut juga umpan balik deskriptif
tentang tindakan yang ilakukan anak –anak. Cara-cara seperti ini dapat
menguatkan tindakan yang dilakukan anak-anak.
h. Refleksi Kata-kata
Refleksi
kata-kata (paraphrase reflection) adalah pernyataan yang dungkapkan guru
tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak
i. Contoh (Modelling)
Contoh
(modelling) membantu anak-anak mempelajari perilaku-perilaku yang tepat.Model
atau contoh mempunyai dampak positif yang sangat besar bagi anak-anak . Ketika
anak kebingungan, kemudian guru memberikan contoh, anak-anakpun dapat
berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
j. Penghargaan Efektif
Penghargaan
efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan anak sesuai
dengan perilaku yang ditunjukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam
bentuk pujian, atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang
diperlihatkan anak.
k.
Menceritakan/menjelaskan/ menginformasikan
Informasi
tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat istiadat dapat dipelajari melalui
pewarisan sosial. Penjelasan yang efektif harus didasarkan pada pengalaman
langsung anak-anak dan terdapat dalam konteks yang bermakna bagi mereka.
l. Do-It –Signal
Do-It –Signal
adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak-anak agar dia mau melakukan
suatu tindakan , atau ajakan kepada anak-anak agar mereka dapat melakukan
sesuatu.
m. Tantangan
Tantangan
adalah variasi dari Do-It –Signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk
menciptakan pemecahan masalahnya sendiri dengan tugas-tugas yang diarahkan
guru. Tantangan memberi kesempatan kepada anak dan guru untuk mengontrol
kegiatan.
n. Pertanyaan
Pertanyaan
adalah alat pengajaran pokok yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan
anak usia dini. Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan
dengan tujuan yang akan dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dipahami
anak, dan singkat.
o. Kesenyapan
Saat-saat
tenang dapat menjadi suatu strategi mengajar yang efektif terutama ketika
anak-anak sedang asyik melakukan kegiatan yang disukainya.
2. Strategi pembelajaran khusus di taman
kanak-kanak
Kostelnik
(1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat
dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
anak usia dini. Strategi pembelajran ini relevan untuk digunakan pada anak-anak
usia 3-8 tahun
Jenis-jenis strategi
pembelajatan khusus tersebut adalah:
a.
Kegiatan Eksploratosi (Exploratory Activities)
Menurut Tylor
(1993), kegiatan eksploratosi memungkinkan anak untuk mengembangkan
penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat
keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan
kapan melakukannya. Melalui kegiatan eksploratosi ini anak menemukan sesuatu
yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuia dengan
minatnya.
Guru memegang
peranan yang sangat penting dalam mendorong kegiatan eksploratosianak meskipun
anak memegang peran utama dalam kegiatan belajarnya.. Kegiatan ini
merupakan penggabungan dari strategi pembelajaran umum yang dapat meningkatkan
keterlibatan indra anak dengan mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat merangsang
dan memungkinkan anak terlibat secara bebas dan aman.
b.
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Tujuan dari
penemuan terbimbing bagi anak-anak adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan
dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Guru dalam
merencanakan penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada proses belaja
bukan pada hasil yang dicapainya.
Peranan anak
adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat pilihan dan
keputusan, melakukan percobaan, mengalami, memunculkan pertanyaan dan menemukan
jawabannya. Peranan guru adalah untuk menyediakan alat dan informasi yang
diperlukan yang dapat mendukung kemajuan belajar anak melalui pengembangan
kemampuan.
Kegiatan
penemuan terbimbing ini menggabungkan strategi modelling, penghargaan yang
efektif, menceritakan/ menjelaskan/ mengimformasikan, do-it-signal dan
pertanyaan. Karena penemuan terbimbing ini guru dapat mengetahui proses
berfikir anak -anak untuk dijadikan dasar dalam merecanakan pengalaman belajar
lainnya dan secara bertahap anak-anak juga membangun konsep yang lebih tepat
bagi dirinya sendiri.
c.
Pemecehan Masalah (Problem Salving)
Melalui
pemecehan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil
tindakan dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya.
Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak adalah tentang hal yang
berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara, memberikan peluang kepada
mereka untuk mengumpulkankan informasi yang konkret dan mengandung lebih dari satu
kemungkinan untuk memecahkannya. Masalah-masalah yang telah dikenal
dengan baik oleh anak, dapat digunakan dan akan lebih mudah untuk dipecahkan
oleh anak serta dirumuskan kesimpulannya (Goffin dan Tull, 1985).
Penggunaan
metode pemecehan masalah bagi anak dapat berdasarkan langkah-langkah pemecehan
masalah yang digunakan dalam ilmu–ilmu alam (Kostelnik, 1999), yaitu sebagai
berikut.
1. Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati,
dan mengidentifikasi)
2. Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan
sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat mengapa sesuatu terjadi,
mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang didasarkan pada pengalaman dan
meramalkan)
3. Melakukan eksperimen (menguji ide)
4. Menggambarkan kesimpulan
5. Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang
terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan mebuat peencanaan untuk eksperimen
selanjutnya dengan sesuatu hipotesis baru)
Strategi
pemecehan masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan
dengan ilmu-ilmu alam tapi juga masalah sosial.
d.
Diskusi (Discussion)
Metode
Diskusi adalah pembelajaran yang menunjukan interaksi timbal balik antara
guru kepada anak dan anak kepada teman sebayanya. Diskusi merupakan
penggabungan dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan
dalam perannya guru tidak membimbing percakapan anak akan tetapi mendorong
mereka untuk mengemukakan gagasan, mengkomunikasikan serta mengembangkannya
secara luas kepada diri sendiri, teman atau gurunya.
Terdapat berbagai
hal yang dapat menjadi topik diskusi bagi anak usia dini, misalnya :
1. Kejadian di sekolah
2. Kejadian yang yang
berkaitan dengan anak yang tidak masuk sekolah
3. Peristiwa yang terjadi di
lingkungan masyarakat
e.
Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen
(1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup
kecil, dan setiap anak dapat berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama yang
telah ditentukan dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan
secara langsung oleh guru.
Ada empat
unsur penting belajar kooperatif yaitu:
1. Adanya peserta dalam kelompok
2. Adaya aturan kelompok
3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
4. Adanya tujuan yang harus di capai
Dalam belajar kooperatif guru menekankan peningkatan aspek-aspek
keterampilan sosial anak dalam mengerjakan tugas seperti memahami, mendengarkan
orang lain sebagai teman, memanggilnya dengan namanya, berbicara dengan
kata-kata yang sopan, mengambil giliran-giliran menawarkan bantuan,
menghargai orang lain (Dopyera dan Dopyera, Tanpa Tahun)
Belajar
kooperatif memiliki mamfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan perasaan dan harga diri yang
positif serta meningkatkan keterampilan sosial anak
2. Meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan
tugas kelompok
3. Meningkatkan toleransi antara anak
4. Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil
prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Belajar
kooperatif merupakan gabungan dari strategi belajar analisis tugas, penemuan
terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, tantangan dan pertanyaan.
f.
Demontrasi (Demontration)
Demontrasi
adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu
dilaksanakan. Demontrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran dan pemberian
petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan awal, saat kegiatan inti
dan di akhir kegiatan demontrasi yang harus diperhatiakan guru ketika
mendemontrasikan sesuatu adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang dilaksanakan anak didik.
Menurut
Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi demontrasi yaitu, (a) meminta
perhatian anak, (b) menunjukan sesuatu kepada anak-anak, (c) meminta tanggapan
atau respons anak terhadap apa yang mereka lihat.
Strategi
Demontrasi memiliki beberapa mamfaat sebagai berikut :
1. anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik,
lebih menantanag.
2. Dapat meningkatkan daya pikir anak dalam
kemampuan mengenal, mengingt, berfikir konvergen atau berfikir induktif dan
berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa tahun)
g.
Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran
langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak
mengenal istilah –istilah, strategi, informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan
(Driscoll, et. al. 1996). Pengajaran langsung merupakan gabungan dari
modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, menginformasikan dan
tantangan.
Dalam
Pengajaran langsung guru mempunyai peranan yang sanagat besar dalam membuat
keputusan tantang: apa, bagaimana, dan kapan anak melaksanakan tugas-tugas
tertentu serta memadukan berbagai strategi pembelajaran yang paling tepat
sesuai dengan waktu yang disediakan dan mengarahkan anak-anak melalui
langkah-langkah yang jelas sehingga dapat memberikan respons yang relatif
cepat. Keuntungan menggunakan Pengajaran langsung adalah efisiensi dalam waktu,
dan guru dapat mengetahui hasil belajar anak dengan segera.
thnk ya
BalasHapusMakasi mba cantik salam kenal ya mba,tulisan mba ini sangat membantu bwt aku.
BalasHapussama-sama... :)
Hapusartikelnya bermanfaat sekali buat tugas saya mbak, silahkan berkunjung ke blog saya Best University
BalasHapusMakasih suntikan artikelnya mbk...salam kenal saya sholah mahasiswa pps unesa heheheh invite me on bbm 7a560736....semoga bermanfaatt
BalasHapusterimakasih ya mba Deska, dengan artikelnya ini, semoga bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran sy di paud, salam kenal saya saidah dari paud bayam
BalasHapusaku dapat pengalaman dimulai dari coba-coba melamar menjadi guru les privat ke rumah di bintaro best almamater. membayangkan mudahnya mengajar ternyata ampunn meleset. karakter belajar dari siswa yang saya berbeda-beda. tapi disitulah saya mulai memahami bahwa cara belajar kita ternyata berbeda-beda hehehe
BalasHapus