Strategi Pembelajaran PAUD


A.  Hakikat Strategi Pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami hakikat strategi pembelajaran di PAUD. Memahami stretegi pembelajaran adalah berawal dari memahami karakteristik anak dan konsep belajar anak, serta mengetahui apa yang menjadi prinsip-prisip belajar anak.
1.   Konsep Belajar
Belajar sebagai  karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Belajar ini merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.Terdapat tiga unsur belajar, diantaranya:
a.    Proses/kegiatan
Belajar merupakan sebuah proses, dimana setiap individu dalam setiap kegiatannya pasti melewati sebuah proses. Hal tersebut di lakukan baik di dalam kelas maupun luar kelas.
b.   Pengalaman
Ketika seorng individu sedang belajar, maka akan terjadi sebuah interaksi dengan lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar anak harus terbebas dari tekanan-tekanan yang dapaat mengganggu kenyamanan anak dan menimbulkan stress. Misalnya anak dipaksakan membaca, menulis dan berhitubng. Seharusnya anak diberikan kesempatan untuk berkesplorasi sendiri. Misalnya saja anak diberika sebuah kertas yang masih kosong. Dimana anak bebas untuk memeri gambar, warna ataupun bentuk pada kertas tersebut. Hal ini dapat menimbulkan sebuah pengalaman belajar.
c.    Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang terjadi pada anak itu merupakan hasil dari belajar. Dimana perilaku individu akan berubah perilakunya baik pengetahuan sikap maupun keterampilannya serta dari tidak tahu menjadi tahu. Contohnya anak yang pada awalnya tidak tau puzzle maka akan menjadi tahu. Perubahan perilaku tersebut dihasilkan dari sebuah pengalaman interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan mental fisik serta emosi anak. Dalam setiap perkembangan berlajar anak akan menghasilkan atau meningkatkan perkembangan belajarnya, berikut merupakan aspek perkembangan anak diantaranya:
Anak dapat peduli terhadap dirinya, baik itu kebutuhan ataupun keselamatannya. Hal tersebut merupakan hasil belajar dalamm perkembangan sosial personal dan emosi pada anak. Sedangkan di dalam komunikasi dan bahasa. Anak dapat menjawab pertanyaan dan mengembangkan gagasanya. Dalam perkembangan kognitif. Anak harus dapat memahami dan menggunakan proses matematika, seperti mencocockan, mengelompokkan , serta menghitung suatu benda. Sedangakan dalam perkembangan fisiknya anak harus dapat berlari, melopat , dsb.

2.   Prinsip-prinsip  Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
a.    Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal berbagai macam hewan yang ada.
b.   Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
c.    Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat fisik dan fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat media dan kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d.   Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan harus di buat apa benda itu
e.    Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.  Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
f.    Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai  imajinasi anak. Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar dan pembelajaran anak.

B.  Pemilihan strategi pembelajaran
1.   Pengertian dan Pemilihan Stategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran dapat pula diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan oleh guru Taman kanak-kanak. Pemilihan strategi dan metode ini akan memfasilitasi anak belajar baik secara individual, belajar dalam kelompok kecil, belajar dalam kelompok besar maupun belajar diluar kelas. Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut dikarenan pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, bahan, strategi pembelajaran, media dan sumber, siswa dan guru. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan karena satu sama lainnya saling berhubungan dan saling ketergantungan sehingga memiliki efek sinergestik (terpadu).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran perlu diperhatikan beberapa komponen-komponen tersebut yakni : tujuan, bahan(tema), kegiatan, media sumber, anak dan guru. Komponen-komponen trsebut kita sebut dengan variabel strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu :
a.    Karakteristik Tujuan Pembelajaran
Setiap tujuan pembelajaran memiliki karakteristik tertentu artinya apakan tujuan pembelajaran tersebut cenderung menekankan pengembangan aspek kognitif, kreativitas, bahasa, sosial, emosi, motorik kasar atau halus, pengembangan moral, disiplin, estetika atau agama.
Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis cara-cara yang menyenangkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih menekankan aspek kognitif, harus digunakan strategi pembelajaran yang dapat membantu dan memfasilitasi anak untuk : mengambangkan kemampuan berpikir untuk dapat mengolah hasil belajarnya, menemukan berbagai jenis alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan tentang ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah, mengklasifikasikan serta mengembangkan kemampuan berpikir teliti, serta dapat digunakan cara lain untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya.
b.   Karakteristik anak
Karakteristik anak merupakan faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran di Taman kanak-kanak. Karaktristik anak adalah unik, aktif, rasa ingin tahunya tinggi, egosentris, berjiwa petualang, daya konsentrasinya pendek, daya imajinasinya tinggi, dan senang berteman (M. Solehuddin, 2001).
Keunikan anak sebagaimana dikemukakan diatas memberikan implikasi bagi para guru untuk dapat memilih dan menggunakan strategi yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran di Taman kanak-kanak.

c.    Tempat dilaksanakannya kegiata


Selain tujuan dan karakteristik anak, faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran adalah tempat dilaksanakannya kegiatan. Artinya apakah kegiatan pembelajaran itu akan dilaksanakan di dalam ruangan atau di luar ruangan, serta ukuran tempat yang akan digunakan. Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun) memberikan daftar kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruangan atau di dalam kelas dan kegiatan yang cocok dilakukan diluar kelas sebagai berikut.


Kegiatan di Dalam kelas
Kegiatan di Luar Kelas
·       Pengembangan kreativitas
·       Penggunaan balok-balok kecil
·       Bermain dengan alat di atas meja
·       Pengembangan pengetahuan alam
·       Bermain drama
·       Pengembangan bahasa
·       Pengembangan pengetahuan
·       Matematika
·       Musik
·       Penggunaan peralatan memanjat
·       Penggunaan peralatan ayunan
·       Penggunaan pasir/lempung/air
·       Penggunaan alat bermain yang
bergerak secara berputar
·       Pekerjaan kayu
·       Penggunaan balok-balok besar
·       Pengembangan pengetahuan alam
·       Musik
      
d

.   Tema
Tema merupakan bahan ajar yang disajikan kepada anak. Penggunaan tema dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak adalah suatu hal yang amat penting, karena pembelajaran tema relevan dengan karakteristik perkembangan anak yang bersifat holistik. Melalui tema anak-anak mengembangkan aspek perkembangannya yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial-emosi, dan estetika.
   Tema yang dipilih harus relevan dengan minat anak, dapat dikembangkan melalui kegiatan pengalaman langsung, dan dimulai dengan lingkungan yang terdekat dengan anak.
e.    Pola kegiatan
Dalam kaitannya dengan dengan pola kegiatan, Gordon dan Browne dalam Muslichatoen (tanpa tahun) mengemukakan ada tiga jenis pola kegiatan yang dapat dipilih guru yaitu : (1) pola kegiatan dengan pengarahan langsung oleh guru (2) pola kegiatan semi kegiatan , dan (3) pola kegiatan kreatif.

Dalam pola kegiatan melalui  pengarahan langsung oleh guru, partisipasi anak cenderung pasif, karena pembelajaran lebih banyak dikendalikan oleh guru melalui petunjuk, contoh, tugas, atau suruhan ; sedangkan kegiatan anak lebih banyak memperhatikan, menerima, dan melaksanakan hal-hal yang diarahkan oleh guru.
Dalam pola kegiatan semi kreatif, guru memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan karya hasil tiruan atau mencontoh. Setiap anak diberi kebebasan untuk mewujudkan kreatifitasnya akan tetapi kebebasan ini belum sepenuhnya diberikan kepada anak karena anak masih mendapat bimbingan dan pengarahan guru.
Pola kegiatan kreatif adalah pola kegiatan yang menghadapkan anak pada berbagai masalah yang perlu  dipecahkan baik oleh perorang maupun oleh kelompok. sifat masalah yang harus dipecahkan tentu saja masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan usia anak. Peran guru dalam pola kegiatan kreatif hanyalah sebagai fasilitator atau yang memberikan bimbingan dan bantuan apabila anak membutuhkannya.
Atas dasar berbagai pertimbangan diatas, jelaslah bahwa pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu waktu, guru mungkin haris memilih strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada pola kegiatan pengarahan langsung dengan cara  menginformasikan atau menjelaskan, tetapi dalam kesempatan lain mungkin guru harus menggunakan pola kegiatan yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

2.     Karaketristik Cara Belajar Anak
Cara belajar anak sangat berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Anak lebih cenderung aktif, rasa ingin tahunya besar, memiliki daya fantasi yang tinggi. Hal tersebut merupakan pemahaman dasar bahwa pembelajaran yang baik yang diberikan kepada anak adalah pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka.
a.    Anak belajar melalui bermain
Bermain merupakan kegiatan alamiah anak. Sebagian besar dari aktivitas anak adalah bermain. M. Solehuddin(1996: 65) dalam Sudirjo (2011) mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus, terfokus pada proses, memberi ganjaran segera intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel. Sejalan dengan pernyatan Solehuddin, Sue Duckett & Marilyn Fleer (2000), mengemukakan bahwa bermain bagi anak usia dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menynangkan, voluntir,ditentukan aturan dan episodik.
Pertama, bermain bersifat simbolik. Simbolik tersebut mengandung arti bahwa anak menggunakan simbol-simbol terhadap benda yang digunakan dalam proses bermainnya. Misalnya pada saat bermain balok yang disusun, anak menamainya kereta api atau memperlakukan ayahnya sebagai kuda pada saat duduk dipunggung ayahnya.
Kedua, bermain sangat bermakna untuk anak karena dengan bermain anak mendapatkan pengalaman dan  bermain merupakan jendela yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar.
Ketiga, bermain adalah aktif. Bermain melibatkan fisik juga psikis anak. Melalui fisiknya anak bermain dengan belari, bergerak, berjalan dan aktifitas gerak lainnya. Melalui psikisnya anak belajar mengamati, memahami, berimajinasi dan berpikir.
Keempat, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain tidak tertuju pada tujuan yang terpola. Hal yang paling prnting dalam bermainan adalah proses. Melalui proses tesebut anak tidak hanya mendapatkan kesenangan melainkanjuga dapat mengembangkan berbegai aspek-aspek perkembangannya.
Kelima, bermain adalah kegiatan yang voluntir. Kemauan dan kesenangan anak terhadap bermain membuat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut. Tidak ada perintah atau petunjuk yang dipaksakan yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya. Motivasi terbesar anak adalah kesenangan pengalaman yang didapatkan dari kegiatan tersebut.
Keenam, bermain ditentukan oleh aturan. Aturan dalam permainan merupakan kesepakatan yang dibuat oleh masing-masing anak sebelum mereka melakukan kegiatan tersebut. Aturan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu, atau peralatan yang digunakan. Misalnya dalam bermain peran, anak membagi “siapa yang menjadi ayah, ibu, anak”.
Ketujuh, bermain adalah episodik. Episode dalam bermain terdiri dari awal, inti dan akhir. Episode awal yaitu ketika anak merencanakan permainan, kemudian mereka masuk kepada inti yaitu melakukan proses bermain tersebut, kemudian biasanya mereka mengakhiri permainan dan merencanakan permaianan selanjutnya.
b.   Anak-anak Belajar dengan Cara Membangun Pengetahuannya
Menurut para ahli pada aliran konstruktivis yaitu Piaget, Vigotsky, dan Bruner, anak membangun pengetahuan dari pengalamnya. Lebih jelasnya Piaget mengemukakan bahwa anak memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri yaitu dari pengalaman yang ia dapat sebagai hasil dari proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya, Vigotsky mengemukakan bahwa anak membangun pengetahuannya melalui interaksi sosial, yang juga dibantu dengan proses interaksi anak dan orang tua sebagai jembatan pengetian bahasa dan tanda atau simbol yang dimiliki anak dan diarahkan menuju kemampuan verbalnya. Selanjutnya Bruner mengatakan bahwa anak membangun pengetahuannya yaitu melalui format, peraanan dan kebiasaan orang dewasa. Dari berbagai pernyatan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak mampe membangun pengatahuannya dengan sendirinya yaitu melalui bermain, interaksi sosial, serta melalui penanaman kebiasaan orang dewasa.
c.    Anak Belajar Secara Alamiah
Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak belajar secara alamiah, bukan atas dasar paksaan orang dewasa. Kebiasaan dari kondisi lingkungan sekitar membuat anak mengetahui banyak hal, sehingga menimbulkan adanya perubahan pada perilakunya. Smith (1986) dalam Bobbi Fisher (2002) mengemukakan bahwa anak-anak belajar dari lingkungan yang mereka kagumi, orang tua, saudara, pengasuh yang berbicara dan melakukan percakapan dengan anak secara wajar merupakan fasilitator yang baik bagi anak. Dukungan lingkungan terhadap stimulasi belajar anak juga dapat dilakukan malalui penyediaan berbagai fasilitas yang dirancang, sehingga mengundang anak untuk belajar. 
d.   Anak-anak Belajar Paling Baik Apabila yang Dipelajarinya Bermakna dan Mempertimbangkan Keseluruhan Aspek Perkembangan
Artinya,kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran,melainkan terpadu dan menyeluruh,terkait anatara satu bidang dengan bidang yang lain.

C.   Jenis-jenis strategi pembelajaran di PAUD
1.   jenis Strategi Pembelajaran Umum
Menurut Kostelnik (1999) terdapat berbagai strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum tersebut adalah:Meningkatkan keterlibatan indra, Mempersiapkan isyarat lingkungan. Analisis tugas, Bantuan orang yang lebih berpengalaman (scaffolding), Praktek terbimbing, Undang/ajakan, Refleksi/tingkah laku, Refleksi kalimat, Contoh atau modelling, Penghargaan efektif, Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, Do-it-signal, Tantangan, Pertanyaan, Kesenyapan. Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
a.    Meningkatkan keterlibatan Indra
Melalui keterlibatan indra, anak-anak akan memperoleh secara langsung tentang objek-objek , peristiwa, atau orang-orang yang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap, mencium, dan sebagainya. Menurut Kostelnik (1999), ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak yaitu:
a)     Pengalaman langsung adalah hal yang terbaik bagi anak
b)      Pengalaman langsung arus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak (misal, tunjukkan terlebih dahulu buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian tunjukkan gambar buah-buahan).
c)     Model lebih konkret daripada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata . Misalnya untuk memperkenalkan binatang ”kuda”, terlebih dahulu tunjukkan model kuda yang terbuat dari kayu atau plastik, kemudian gambar kuda, selanjutnya baru kata kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kudayang dimulai dari hal yang lebih konkret menuju hal yang lebih abstrak
d)      Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.
b.   .Mempersiapkan Isyarat Lingkungan
Mempersiapkan Isyarat Lingkungan untuk belajar merupakan salah satu cara mengefisienkan kegiatan. Isyarat lingkungan itu dapat diciptakan guru untuk melatih kemandirian anak dan memahami simbol-simbol yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cantohnya, sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan, menunjukkan bahwa anak-anak harus mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah makan.


c. Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak.Tahapan sederhana dalam menjabarkan tugas adalah sebagai berikut :
a)     menentukan tujuan yang hendak dicapai
b)     menjelaskansusunan apa yang diharapkan
c)      menunjukkan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut.
d)      Memperlihatkan keterampilan yang perlu diketahui anak
e)      Menetukan bagian pertama yang akan diajarkan pada anak
Hasil yang diperoleh dari penggunaan strategi analisis tugas adalah pembelajaran yang sarat dengan tujuan, dimana melalui kegiatan ini anak-anak memperluas keterampilannya dan mencapai keberhasiln dalam melaksanakan tugas.
d. Bantuan Orang yang Lebih Berpengalaman (Scaffolding)
Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.Proses scaffolding dimulai dengan memberikan bantuan jika anak sudah tidak dapat menemuka cara-cara untuk menyelesaikankegiatan atau tugas. Jika anak berhasil guru menghentikan bantuan tersebut.
e. Praktek Terbimbing
Praktek terbimbing merupakan implikasi dari prinsip bahwa anak-anak belajar melalui pengulangan atau repetisi (Bredekamp dan Copple, 1997). Ketika amnak-anak mendapatkan mendpat kesulitan belajar, itulah saat anak memerlukan bimbingan dari guru atau orang tua.
f. Undangan/Ajakan
Undangan atau ajakan berfungsi sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan yang diberikan gurug untuk melakukan eksplorasi, atau berinteraksi dengan anak-anak lain dan guru.
g. Refleksi Tingkah Laku
Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak terhadap aspek-aspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laku disebut juga umpan balik deskriptif tentang tindakan yang ilakukan anak –anak. Cara-cara seperti ini dapat menguatkan tindakan yang dilakukan anak-anak.
h. Refleksi Kata-kata
Refleksi kata-kata (paraphrase reflection) adalah pernyataan yang dungkapkan guru tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak
i. Contoh (Modelling)
Contoh (modelling) membantu anak-anak mempelajari perilaku-perilaku yang tepat.Model atau contoh mempunyai dampak positif yang sangat besar bagi anak-anak . Ketika anak kebingungan, kemudian guru memberikan contoh, anak-anakpun dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
j. Penghargaan Efektif
Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan anak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam bentuk pujian, atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang diperlihatkan anak.
k. Menceritakan/menjelaskan/ menginformasikan
Informasi tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat istiadat dapat dipelajari melalui pewarisan sosial. Penjelasan yang efektif harus didasarkan pada pengalaman langsung anak-anak dan terdapat dalam konteks yang bermakna bagi mereka.
l. Do-It –Signal
Do-It –Signal adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak-anak agar dia mau melakukan suatu tindakan , atau ajakan kepada anak-anak agar mereka dapat melakukan sesuatu.
m. Tantangan
Tantangan adalah variasi dari Do-It –Signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk menciptakan pemecahan masalahnya sendiri dengan tugas-tugas yang diarahkan guru. Tantangan memberi kesempatan kepada anak dan guru untuk mengontrol kegiatan.
n. Pertanyaan
Pertanyaan adalah alat pengajaran pokok yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dipahami anak, dan singkat.
o. Kesenyapan
Saat-saat tenang dapat menjadi suatu strategi mengajar yang efektif terutama ketika anak-anak sedang asyik melakukan kegiatan yang disukainya.

2.   Strategi pembelajaran khusus di taman kanak-kanak
 Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Strategi pembelajran ini relevan untuk digunakan pada anak-anak usia 3-8 tahun
Jenis-jenis strategi pembelajatan khusus tersebut adalah:
a.    Kegiatan Eksploratosi (Exploratory Activities)
Menurut Tylor (1993), kegiatan eksploratosi memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan kapan melakukannya. Melalui kegiatan eksploratosi ini anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuia dengan minatnya.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong kegiatan eksploratosianak meskipun anak memegang peran utama dalam kegiatan  belajarnya.. Kegiatan ini merupakan penggabungan dari strategi pembelajaran umum yang dapat meningkatkan keterlibatan indra anak dengan mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat merangsang dan memungkinkan anak terlibat secara bebas dan aman.

b.   Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Tujuan dari penemuan terbimbing bagi anak-anak adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Guru dalam merencanakan penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada proses belaja bukan pada hasil yang dicapainya.
Peranan anak adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat pilihan dan keputusan, melakukan percobaan, mengalami, memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya. Peranan guru adalah untuk menyediakan alat dan informasi yang diperlukan yang dapat mendukung kemajuan belajar anak melalui pengembangan kemampuan.
Kegiatan penemuan terbimbing ini menggabungkan strategi modelling, penghargaan yang efektif, menceritakan/ menjelaskan/ mengimformasikan, do-it-signal dan pertanyaan. Karena penemuan terbimbing ini guru dapat mengetahui proses berfikir anak -anak untuk dijadikan dasar dalam merecanakan pengalaman belajar lainnya dan secara bertahap anak-anak juga membangun konsep yang lebih tepat bagi dirinya sendiri.
c.    Pemecehan Masalah (Problem Salving)
Melalui pemecehan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakan dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak adalah tentang hal yang berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara, memberikan peluang kepada mereka untuk mengumpulkankan informasi yang konkret dan mengandung lebih dari satu kemungkinan untuk memecahkannya. Masalah-masalah yang  telah dikenal dengan baik oleh anak, dapat digunakan dan akan lebih mudah untuk dipecahkan oleh anak serta dirumuskan kesimpulannya (Goffin dan Tull, 1985).
Penggunaan metode pemecehan masalah bagi anak dapat berdasarkan langkah-langkah pemecehan masalah yang digunakan dalam ilmu–ilmu alam (Kostelnik, 1999), yaitu sebagai berikut.
1.     Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi)
2.     Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat mengapa sesuatu terjadi, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang didasarkan pada pengalaman dan meramalkan)
3.     Melakukan eksperimen (menguji ide)
4.     Menggambarkan kesimpulan
5.     Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan mebuat peencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan sesuatu hipotesis baru)
Strategi pemecehan masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam tapi juga masalah sosial.
d.   Diskusi (Discussion)
Metode Diskusi  adalah pembelajaran yang menunjukan interaksi timbal balik antara guru kepada anak dan anak kepada teman sebayanya. Diskusi merupakan penggabungan dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan  dalam perannya guru tidak membimbing percakapan anak akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasan, mengkomunikasikan serta mengembangkannya secara luas kepada diri sendiri, teman atau gurunya.
Terdapat berbagai hal yang dapat menjadi topik diskusi bagi anak usia dini, misalnya :
1.     Kejadian di sekolah
2.     Kejadian yang yang berkaitan dengan anak yang tidak masuk sekolah
3.     Peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat 
e.     Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan secara langsung oleh guru.
Ada empat unsur penting belajar kooperatif yaitu:
1.     Adanya peserta dalam kelompok
2.     Adaya aturan kelompok
3.     Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
4.     Adanya tujuan yang harus di capai
Dalam belajar kooperatif guru menekankan peningkatan aspek-aspek keterampilan sosial anak dalam mengerjakan tugas seperti memahami, mendengarkan orang lain sebagai teman, memanggilnya dengan namanya, berbicara dengan kata-kata yang sopan, mengambil giliran-giliran  menawarkan bantuan, menghargai orang lain (Dopyera dan Dopyera, Tanpa Tahun)
Belajar kooperatif memiliki mamfaat sebagai berikut :
1.     Meningkatkan perasaan dan harga diri yang positif serta meningkatkan keterampilan sosial anak
2.     Meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3.     Meningkatkan toleransi antara anak
4.     Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Belajar kooperatif merupakan gabungan dari strategi belajar analisis tugas, penemuan terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, tantangan dan pertanyaan.
f.    Demontrasi (Demontration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demontrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan demontrasi yang harus diperhatiakan guru  ketika mendemontrasikan sesuatu adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan  anak didik.
Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi demontrasi yaitu, (a) meminta perhatian anak, (b) menunjukan sesuatu kepada anak-anak, (c) meminta tanggapan atau respons anak terhadap apa yang mereka lihat.
Strategi  Demontrasi memiliki beberapa mamfaat sebagai berikut :
1.     anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantanag.
2.     Dapat meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingt, berfikir konvergen atau berfikir induktif dan berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa tahun)
g.   Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak mengenal istilah –istilah, strategi, informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan (Driscoll, et. al. 1996). Pengajaran langsung merupakan gabungan dari modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, menginformasikan dan tantangan.
Dalam Pengajaran langsung guru mempunyai peranan yang sanagat besar dalam membuat keputusan tantang: apa, bagaimana, dan kapan anak melaksanakan tugas-tugas tertentu serta memadukan berbagai strategi pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan waktu yang disediakan dan mengarahkan anak-anak melalui langkah-langkah yang jelas sehingga dapat memberikan respons yang relatif cepat. Keuntungan menggunakan Pengajaran langsung adalah efisiensi dalam waktu, dan guru dapat mengetahui hasil belajar anak dengan segera. 


Komentar

  1. Makasi mba cantik salam kenal ya mba,tulisan mba ini sangat membantu bwt aku.

    BalasHapus
  2. artikelnya bermanfaat sekali buat tugas saya mbak, silahkan berkunjung ke blog saya Best University

    BalasHapus
  3. Makasih suntikan artikelnya mbk...salam kenal saya sholah mahasiswa pps unesa heheheh invite me on bbm 7a560736....semoga bermanfaatt

    BalasHapus
  4. terimakasih ya mba Deska, dengan artikelnya ini, semoga bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran sy di paud, salam kenal saya saidah dari paud bayam

    BalasHapus
  5. aku dapat pengalaman dimulai dari coba-coba melamar menjadi guru les privat ke rumah di bintaro best almamater. membayangkan mudahnya mengajar ternyata ampunn meleset. karakter belajar dari siswa yang saya berbeda-beda. tapi disitulah saya mulai memahami bahwa cara belajar kita ternyata berbeda-beda hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar