Merasa tidak mampu memberikan
pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tahun-tahun pertama kehidupan anak
merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang
fisik, mental, dan psikososial anak. Tumbuh kembang ini berjalan sedemikian
cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama menentukan hari depan anak.
Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan
baik dan tidak terdeteksi secara nyata akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya
lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis
masyarakat (community based education), akan tetapi gerakan untuk
menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir.
Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam
menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, serta membangun masa depan anak-anak
dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Namun sejauh ini jangkauan
pendidikan anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun
aksesibilitasnya. Misalnya, penitipan anak dan kelompok bermain masih
terkonsentrasi di kota-kota. Padahal bila dilihat dari tingkat kebutuhannya
akan perlakuan sejak dini, anak-anak usia dini di pedesaan dan dari keluarga
miskin jauh lebih tinggi guna mengimbangi miskinnya rangsangan intelektual,
sosial, dan moral dari keluarga dan orang tua. menyiapkan tenaga manusia yang
berkualitas, (2) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat, (3)
menolong para orang tua dan anak-anak, diakses pada tanggal 20 Februari
2011).
Pendidikan anak usia dini tidak sekedar
berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih
penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia
dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak
terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan.
Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja
seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya,
dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan
anak usia dini. Hal ini didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang
tumbuh kembang anak.Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Berikut ini teori tentang
pentingnya landasan pendidikan bagi anak usia dini
B. Pemikiran
Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Berikut adalah beberapa pemikiran dan teori
dari para ahli mengenai pendidikan anak usia dini.
2.Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)
Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara
pendidikan anak sejak lahir hingga remaja. Menurut Rousseau: "Tuhan
menciptakan segalanya dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya
jahat (God make every things good; man meddles with them and they become evil).
Rousseau menyarankan "kembali ke
alam" atau "back to nature", dan pendekatan yang bersifat
alamiah dalam pendidikan anak yaitu : "naturalisme". Naturalisme
berarti, pendidikan akan diperoleh dari alam, manusia atau benda, bersifat
alamiah sehingga memacu berkembangnya mutu, seperti kebahagiaan, sportivitas
dan rasa ingin tahu. Dalam prakteknya naturalisme menolak pakaian seragam
(dress code), standarisasi keterampilan dasar yang minimum, dan sangat
mendorong kebebasan anak dalam belajar.
Anak dibekali potensi bawaan seperti yang di
sebutkan dalam al-qur’an (QS. 16 : 78) yaitu potensi indrawi (psikomotorik),
IQ, EQ dan SQ. Semua manusia perlu mensyukuri pembekalan dari Allah SWT, dengan
mengaktualisasikannya menjadi kompetensi.
Dengan demikian perkembangan
kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan
struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang
diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia
dini sangat diperlukan.
PILAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Kebijakan pelaksanaan pendidikan
bagi anak usia dini didasarkan pada tiga pilar kebijakan yaitu (1) Perluasan
dan pemerataan layanan PAUD kepada semua anak, (2) Peningkatan mutu, relevansi
dan daya saing, dan (3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan
publik. (Hadiati, Lita.2010)
Perluasan dan pemerataan akses
layanan PAUD kepada semua anak dapat dilakukan dengan cara memberdayakan semua
potensi yang ada di masyarakat melalui kerjasama kemitraan, merintis
model-model PAUD atau Rintisan PAUD yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
daerah, mendorong partisipasi masyarakat melalui berbagai sosialisasi, lomba
jurnalistik di bidang PAUD, dan pemilihan PAUD inovatif, memberikan stimulasi
dengan berbagai dukungan kelembagaan (block grant) serta melalui program
pendidikan dan pengembangan PAUD.
Peningkatan mutu, relevansi, daya
saing dapat dilakukan dengan cara mengembangkan mutu pembelajaran generic yang
merupakan acuan yang menyangkut pengembangan kurikulum khususnya materi bahan
ajar, model-model pembelajaran dan penilaian, pengembangan rujukan PAUD dengan
melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi. Penguatan tata kelola,
akuntabilitas, dan pencitraan publik dapat dilakukan dengan melaksanakan
orientasi teknis kepada Pembina dan pengelola PAUD daerah dan magang bagi
pendidik atau pengelola PAUD, berbagai workshop untuk pengembangan metode dan
teknik pembelajaran PAUD, penyempurnaan acuan-acuan atau pedoman teknis.
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Pendidikan anak usia dini memiliki
standar kompetensi yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar kompetensi
ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia dini.
Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai
berikut: a) Moral dan nilai-nilai agama, b) Sosial, emosional, dan kemandirian,
c) Bahasa, d) Kognitif, e) Fisik/Motorik, dan f) Seni.
Ruang Lingkup Materi Pembelajaran PAUD
Pembelajaran pada anak usia dini
dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan
menyiapkan materi (content), dan proses belajar. Materi belajar bagi
anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu sebagai berikut.
Materi Usia Lahir sampai 3 Tahun
Pengembangan materi pembelajaran
untuk usia lahir sampai 3 athun meliputi (1) Pengenalan diri sendiri (
Perkembangan konsep diri), (2) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi), (3)
Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial), (4) Pengenalan berbagai
gerak (perkembangan Fisik), (5) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa),
(6) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
Materi untuk Anak Usia 3 Tahun ke Atas
Pengembangan materi untuk anak usia
3 tahun ke atas meliputi:
1) Keaksaraan mencakup peningkatan
kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan,
memahami buku-buku, dan teks lainnya.
2) Konsep Matematika mencakup
pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang,
pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
3) Pengetahuan Alam lebih menekankan
pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.
4) Pengetahuan Sosial mencakup hidup
orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk
oleh lingkungan.Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan
hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan
orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya
dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga,
ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki
tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
5) Seni mencakup menari, musik,
bermain peran, menggambar dan melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke
dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan.Musik,
adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang
menyenagkan.Drama, adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau
keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling,
membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat
boneka, mencap dengan stempel, dll.
6) Teknologi mencakup alat-alat dan
penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang
alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan
pekerjaan keluarga.Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang
digunakan oleh manusia sehari-hari.
7) Ketrampilan Proses mencakup
pengamatan dan eksplorasi; eksperimen, pemecahan masalah; dan koneksi, pengorganisasian,
komunikasi, dan informasi yang mewakili. Untuk mewadahi proses belajar bagi
anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main,
menyediakan bahanbahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan
membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini
dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan.
Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra
Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan
Sentra Memasak.
Lingkungan Anak Usia Dini
Ekologi adalah suatu studi tentang
bagaimana orang-orang berinteraksi dengan lingkungannya dan bagaimana hasilnya
atau konsekuensi dari interaksi tersebut.Dengan berkembangnya lingkungan maka
berkembang pula minat seseorang. Bronfer Brenner (1979) dalam Patmonodewo
(2003: 45) melalui teori sistem ekologinya mampu menjelaskan perkembangan anak
yang dihubungkan pada interakasi anak dengan lingkungannya secara terus menerus
dan saling mempengaruhi satu sama lain secara transaksional.
Lingkungan anak usia dini mengandung
lingkungan ekologi yang berorientasi pada :
1. Lingkungan
fisik, yang terdiri dari objek, materi, dan ruang. Lingkungan fisik yang
berbeda akan mempengaruhi anak.
2. Lingkungan
yang bersifat aktivitas, terdiri atas kegiatan, bermain, kebiasaan sehari-hari,
dan upacara keagamaan.
3. Berbagai
orang yang ada di sekitar anak dapat dibedakan dalam usia, jenis kelamin,
pekerjaan, status kesehatan, dan tingkat pendidikan.
4. Sistem
nilai, sikap, dan norma. Ekologi anak akan lebih baik apabila anak diasuh dalam
lingkungan yang menanamkan disiplin yang konsisten.
5. Komunikasi
antaranak dan orang tua di sekelilingnya akan menentukan perkembangan social
anak.
6. Hubungan
yang hangat dan anak merasa kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungannya akan
menghasilkan perkembangan kepribadian yang lebih baik.
Ruang Lingkup Pengembangan Berbagai Aspek dalam PAUD
Ruang lingkup pengembangan berbagai
aspek dalam PAUD meliputi moral dan keagamaan, fisik atau motorik, bahasa,
kognitif, sosio-emosional, dan seni.
Moral dan Nilai Keagamaan
Carol Seefeldt, dkk. (2008) menyebutkan
bahwa perkembangan keagamaan meliputi pembiasaan perilaku positif, kemandirian,
dan disiplin.Nilai moral sangat dibutuhkan agar anak dapat membedakan hal yang
baik dan buruk.
Fisik/Motorik
Perkembangan motorik anak memang
berbeda sesduai dengan usianya.Pendidik harus bisa membedakan antara motorik
kasar dan halus sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan usianya. Anak
dibawah lima tahun dapaat dirangsang dengan permainan yang edukatif. Misalnya:
permainan bola tali yang akan merangsang refleks tangannya.
Bahasa
Dengan mengetahui perkembangan
bahasa anak maka dapat diketahui cara menghadapi anak dalam hal berkomunikasi.
Jika ada anak yang perkembangan bahasanya lambat maka bisa dirangsang dengan
berbagai cara.
Kognitif
Perkembangan kognitif anak mengacu pada perkembangan
kecerdasaan anak. Piaget dalam Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca (2009)
menyebutkan bahwa perkembangn kognitif anak dibagi dalam empat periode, yaitu
periode sensorimotor, periode praoperasional,periode operasional konkret, dan
periode operasional formal.
Sosio-emosional
Perkembangan ini meliputi
perkembangan perasaan dan emosi serta pengembangan kemampuan sosial. Anak yang perkembangan
sosio-emosinya baik maka akanmeningkatkan kepekaan terhadap kehidupan
bermasyarakat. Dengan ini anak diharapkan dapat memperoleh kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, dan naturalistik.
Seni
Pengembangan seni
dapat dituangkan dalam seni musik, tari, gambar, dan keterampilan kerajinan tangan. Dengan demikian anak
diharapkan dapat memiliki kecerdasan musikal dan visual spatial.
Tulisan artikel yang lengkap, mudah kita pahami dan dapat dijadikan acuan dalam mendidik anak-anak..terimakasih
BalasHapus